SOROT BERITA | GARUT - Inovasi pemberdayaan ekonomi berbasis digital mulai mewarnai aktivitas komunitas Anak Pejuang Subuh di Masjid Aisyah, Desa Cikarag, Garut.
Selain konsisten menjalankan program tahfidz dan shalat subuh berjamaah, mereka kini merambah dunia wirausaha digital.
"Kami ingin membentuk generasi Qur'ani yang tidak hanya hafal Al-Qur'an, tapi juga mandiri secara ekonomi," ungkap Ustaz Wahid Abdullah, pimpinan komunitas Pejuang Subuh Garut, saat ditemui di Masjid Aisyah, Jumat (27/12/2024).
Inspirasi program ini muncul setelah kunjungan ke Agro Digital Tasikmalaya. Hasilnya, para anggota komunitas kini aktif berjualan ikan pindang tongkol door to door dan menjalankan bisnis kaos digital secara online.
Keuntungan dari aktivitas wirausaha ini, sepenuhnya dialokasikan untuk santunan anggota komunitas.
"Generasi Z harus dibekali keterampilan survival di era digital. Al-Qur'an bukan sekadar hafalan, tapi harus tercermin dalam aksi nyata," tegas Ustaz Wahid.
Sementara itu, Koordinator Relawan Teladanku, Denis, mengatakan bahwa program tersebut akan diperkuat dengan pelatihan lainnya.
"Program ini akan diperkuat dengan pelatihan digital marketing, jurnalistik, dan pengelolaan media sosial untuk meningkatkan kapasitas anggota komunitas," papar Denis.
Program yang telah berjalan empat tahun ini membuktikan bahwa nilai-nilai Al-Qur'an, dapat diintegrasikan dengan aktivitas ekonomi kreatif.
Setiap hari, selain menghafal lima ayat Al-Qur'an, anggota komunitas juga dibimbing untuk mengembangkan jiwa wirausaha sesuai tuntutan zaman. (Pandu)