Pejuang Asal Bekasi, Hasyim Achmad Dari Barisan Pelopor

17 Agt 2025 Admin

SOROT BERITA | PROFIL - Nama Mohamad Hasyim Achmad tercatat sebagai salah satu putra daerah Bekasi, yang ikut mengukir sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.

Pria kelahiran Cibitung, 19 April 1920 ini, resmi diakui sebagai pejuang kemerdekaan melalui SK Menteri Urusan Veteran No. 186/B/Kpts/MUV/1962 yang ditandatangani Brigjen Sambas Atmadinata.

ADVERTISEMENT

Jejak perjuangan Hasyim Achmad dimulai sejak masa pendudukan Jepang. Ia menjadi Komandan Barisan Pelopor Cibitung, organisasi pemuda bentukan Jawa Hokokai di bawah pimpinan Ir. Sukarno.

Dari sinilah ia ditempa semangat nasionalisme sekaligus disiplin semi militer, meski hanya dengan peralatan sederhana seperti bambu runcing.

Tak berhenti di situ, Hasyim juga memimpin Poetera (Poesat Tenaga Rakjat) Cibitung dan berperan penting menjelang Proklamasi 17 Agustus 1945.

Ia memobilisasi massa, melucuti senjata Jepang, hingga mengibarkan Sang Merah Putih di berbagai wilayah, dari Cikarang, Karawang, Cikampek, hingga Indramayu.

Pasca proklamasi, Hasyim bergabung dalam Angkatan Pemuda Indonesia (API) bersama pemuda Menteng 31, bahkan ikut menjaga Bung Karno dan Bung Hatta. Ia juga tercatat ikut menggerakkan massa dalam rapat raksasa di Lapangan Ikada, 19 September 1945.

Perjuangannya berlanjut ke medan tempur. Melalui Biro Perjuangan yang kemudian dilebur ke Tentara Nasional Indonesia (TNI), Hasyim memimpin pasukan gerilya di Bekasi dan sekitarnya.

Tak hanya mengangkat senjata, ia juga berkontribusi di jalur politik. Pada 1945–1950, Hasyim menjadi Ketua KNI Kecamatan Cibitung. Puncaknya, ia terpilih sebagai Ketua DPRD Kabupaten Bekasi tahun 1960.

Selain di politik, Hasyim Achmad juga menekuni dunia usaha. Menariknya, sejak muda ia sudah berbisnis dan hasil usahanya banyak dipakai untuk membiayai perjuangan pasukannya.

Sikap rela berkorban ini membuatnya dikenang bukan hanya sebagai pejuang, tapi juga sosok dermawan yang menjadikan harta pribadinya sebagai bahan bakar perjuangan.

Atas jasa-jasanya, pemerintah memberikan penghargaan berupa Penganugerahan Pemancangan Bambu Runcing di pusaranya sebagai Exponen ’45 pada 17 Agustus 1992. Hasyim Achmad wafat pada April 1978 di usia 58 tahun dan dimakamkan di Cikarang Barat. (***)