Aktivis 98: Tudingan ke Zulhas Soal Banjir Sumatera Perlu Diuji

03 Des 2025 Admin
Aktivis 98, Lutfi Nasution.

SOROT BERITA | JAKARTA - Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat memicu polemik di media sosial. Nama Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, kerap dikaitkan dengan kerusakan hutan yang diduga menjadi salah satu penyebab bencana tersebut.

Berbagai unggahan di media sosial menuding kerusakan hutan di Sumatera, merupakan dampak dari izin-izin yang dikeluarkan saat Zulhas menjabat Menteri Kehutanan periode 2009-2014. Tudingan tersebut muncul, seiring meningkatnya korban jiwa akibat bencana yang telah mencapai lebih dari 400 orang, dengan ratusan lainnya masih hilang.

ADVERTISEMENT

Aktivis 98, Lutfi Nasution, menilai tudingan yang dialamatkan kepada Zulhas merupakan hal lumrah di era demokrasi pasca reformasi 1998. Namun, ia menekankan perlunya pengujian terhadap kebenaran informasi yang beredar.

"Sekarang era demokrasi, digitalisasi berkembang pesat, dan zaman Reformasi 1998 memberikan ruang kebebasan berbicara. Jadi tudingan netizen menjadi hal wajar. Persoalannya, apakah yang disampaikan netizen itu benar atau salah, bermuatan kepentingan politik, atau untuk pembunuhan karakter terhadap Pak Zulhas, ini perlu diuji," kata Lutfi di Jakarta, Rabu (3/12/2025).

Nama Zulhas memang bukan pertama kali dikaitkan dengan isu deforestasi. Masa jabatannya sebagai Menteri Kehutanan kerap disorot aktivis lingkungan, terutama kasus Taman Nasional Tesso Nilo di Riau, yang disebut berubah menjadi perkebunan sawit ilegal secara masif.

Lutfi mengapresiasi respons cepat pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, dalam menangani bencana yang melanda Sumatera. Menurutnya, koordinasi antarkementerian dan lembaga berjalan dengan baik sehingga dapat mengurangi beban rakyat terdampak.

"Kami sangat mengapresiasi gerak cepat kepemimpinan Pak Prabowo dalam menanggulangi musibah bencana alam. Pak Prabowo memerintahkan langsung menteri-menterinya, untuk bekerja keras mengurangi penderitaan rakyat terdampak. Ini bagus, pemerintah tidak abai dan hadir saat rakyat membutuhkan," ujar peneliti senior Swarna Dwipa Institute tersebut.

Menyoal video klarifikasi Zulhas di podcast Curhat Bang Denny Sumargono, Lutfi menjelaskan hal tersebut juga bagian dari demokrasi di mana ada hak bertanya dan hak jawab. Dalam podcast tersebut, Zulhas merespons berbagai pertanyaan netizen, termasuk soal kunjungan aktor Harrison Ford ke Kementerian Kehutanan saat pembuatan film dokumenter tentang deforestasi.

"Apa yang disampaikan Pak Zulhas dalam podcast channel Densu sudah jelas. Pertama, beliau menyampaikan apa yang diketahui dan tidak diketahui masyarakat. Kedua, ada peran pengusaha nakal yang menggunakan tameng masyarakat untuk mengubah Taman Nasional menjadi perkebunan sawit," papar salah satu pendiri Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta (FKSMJ) itu.

Lutfi melanjutkan, Zulhas dalam klarifikasinya mengakui bahwa selain faktor alam, musibah bencana di Sumatera juga disebabkan perusakan lingkungan oleh pengusaha nakal. Zulhas juga menyinggung dugaan konspirasi global dalam proxy war untuk mendiskreditkan Indonesia di mata dunia.

"Ada dugaan mengadu domba sesama anak bangsa sendiri. Kita harus mewaspadai organisasi yang mendapat pendanaan dari luar negeri, serta para importir nakal yang tidak menginginkan rakyat makmur dan petani sejahtera," jelasnya.

Lebih lanjut, Lutfi menyoroti keberanian Presiden Prabowo Subianto melawan berbagai mafia yang selama ini merugikan negara. Ia menilai langkah tersebut penting agar Indonesia dapat mewujudkan cita-cita kemerdekaan yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila.

"Kami salut dengan keberanian Pak Prabowo melawan mafia-mafia, mulai dari mafia di pemerintahan, mafia tambang, mafia pangan, dan lain-lain. Keberanian ini harusnya didukung, jangan dilemahkan, supaya rakyat dapat menikmati arti kemerdekaan sejati," pungkasnya.

Hingga berita ini diturunkan, bencana banjir dan longsor di Sumatera masih menyisakan ratusan korban hilang. Pemerintah terus melakukan upaya pencarian dan evakuasi serta pendistribusian bantuan kepada ribuan warga yang mengungsi. (Dewa)