RSUD Pondokgede Rayakan HUT ke-6 dan Launching Logo Baru

28 Agt 2025 Admin
Direktur RSUD Pondokgede, dr. Johny Timbul Pardomuan, saat memberikan sambutan.

SOROT BERITA | BEKASI - Transformasi menakjubkan terjadi di RSUD Pondokgede yang berhasil meraih pendapatan bulanan Rp 1,1 miliar, dari kondisi nol rupiah dalam kurun waktu 3,5 tahun. Pencapaian gemilang ini diumumkan saat peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-6 rumah sakit tersebut, Kamis (28/8/2025).

"Dalam 3,5 tahun dari pendapatan nol bisa mencapai Rp 1,1 miliar per bulan, ini prestasi yang harus memacu kami untuk berbuat lebih baik lagi," kata Direktur RSUD Pondokgede, dr. Johny Timbul Pardomuan, usai acara berlangsung.

ADVERTISEMENT

Kesuksesan finansial ini tidak terlepas dari perjalanan panjang penuh tantangan, yang dihadapi rumah sakit sejak berdiri pada 17 Agustus 2019, bersamaan dengan HUT Republik Indonesia.

"Pada tahun 2019 saat berdiri memang belum ada apa-apa, masih kosong dan peralatan masih dipersiapkan oleh Dinas Kesehatan," kenang dr. Johny.

Ujian sesungguhnya datang ketika pandemi COVID-19 melanda Indonesia. RSUD Pondokgede yang baru berdiri langsung ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan COVID-19, mengharuskan seluruh fasilitas difokuskan untuk isolasi pasien hingga akhir 2021.

"Saya masuk saat COVID-Delta, ketika angka kematian COVID masih tinggi-tingginya. Namun pada September 2021 tanggal 15, kami sudah mencapai zero COVID," ungkap dr. Johny yang menjabat direktur sejak Juli 2021.

Momentum pemulihan pascapandemi dimanfaatkan manajemen untuk melakukan transformasi besar-besaran. Rumah sakit meningkatkan status, menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan menjalin kerja sama strategis dengan BPJS Kesehatan.

"Puji Tuhan, pada Januari 2022, rumah sakit ini resmi melayani pasien BPJS dan umum dengan sistem informasi manajemen rumah sakit yang terintegrasi," papar dr. Johny.

Strategi ini terbukti ampuh mengangkat reputasi dan kunjungan pasien. Tingginya minat masyarakat, khususnya untuk pengobatan tuberkulosis (TBC), mendorong manajemen menetapkan layanan tersebut sebagai unggulan.

Selain menjadi rujukan TBC, RSUD Pondokgede menorehkan prestasi membanggakan dalam penanganan HIV. Rumah sakit ini berhasil masuk empat besar fasilitas kesehatan, yang paling banyak melayani pasien HIV di wilayahnya.

"Kami melakukan penjangkauan aktif dan pasif untuk HIV karena ini fenomena gunung es. Yang ditemukan pasti lebih sedikit dari yang sebenarnya ada," jelas dr. Johny.

Momentum HUT ke-6 juga diwarnai peluncuran logo baru yang mencerminkan identitas dan visi-misi rumah sakit. Selama ini, RSUD Pondokgede masih menggunakan logo Pemerintah Kota Bekasi.

"Logo baru ini sudah mencerminkan visi-misi kami untuk melayani kesembuhan pasien," ujar dr. Johny.

Meski meraih kesuksesan, RSUD Pondokgede menghadapi tantangan serius berupa keterbatasan lahan parkir. Tingginya antusiasme masyarakat, terutama pada hari Senin, membuat area parkir kewalahan menampung kendaraan pengunjung.

"Sangat tidak layak jika ada rumah sakit di samping tempat pembuangan sampah. Ini menjadi persoalan di tingkat kota yang perlu perhatian khusus," tegas dr. Johny, mengacu pada kondisi area belakang rumah sakit.

Ia berharap, pemerintah daerah segera mempertimbangkan perluasan lahan, termasuk memanfaatkan area bekas tempat pembuangan sampah untuk menunjang operasional rumah sakit.

Dengan capaian spektakuler dalam waktu singkat, manajemen RSUD Pondokgede optimis dapat terus memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Bekasi dan sekitarnya. Komitmen peningkatan kualitas layanan kesehatan menjadi fokus utama di tahun-tahun mendatang. (***)