SOROT BERITA | BEKASI – Momentum Hari Pahlawan dimaknai Aktivis Perempuan sekaligus alumnus Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Nyimas Sakuntala Dewi, sebagai pengingat akan pentingnya meneruskan nilai perjuangan dalam konteks kekinian.
Dalam tema Hari Pahlawan tahun ini, 'Pahlawan Teladanku, Terus Bergerak, Melanjutkan Perjuangan', menurutnya relevan dengan kondisi generasi muda di era digital saat ini.
Nyimas menjelaskan, kemerdekaan bukan hanya soal selesai dari penjajahan fisik, tetapi juga perjuangan membangun kesadaran, keberanian bersikap, serta keterlibatan aktif dalam kehidupan sosial.
“Semangat kepahlawanan hari ini bukan lagi angkat senjata. Tapi bagaimana kita menggunakan akal sehat, pengetahuan, teknologi, dan keberanian menyuarakan kebenaran untuk kepentingan masyarakat,” ujar Nyimas yang juga penggiat sosial itu, Senin (10/11/2025).
Ia menilai, generasi milenial dan Gen Z berada pada fase penentu. Akses informasi begitu luas, tetapi juga penuh jebakan disinformasi, budaya instan, dan penurunan daya kritis.
“Di media sosial, kita bisa terhubung dengan banyak orang. Tapi jangan sampai kehilangan kemampuan membaca situasi dan menilai kebenaran. Kita harus hadir sebagai agen perubahan, bukan sekadar pengikut arus,” ucapnya.
Mengusung spirit teman terus bergerak, Nyimas menekankan bahwa perjuangan yang berkelanjutan hanya dapat dilakukan melalui kebersamaan.
“Perubahan lahir dari solidaritas. Bukan dari satu orang, tapi dari gerakan bersama. Semangat kawan seperjuangan itu harus hidup,” tegasnya.
Nyimas menyoroti masih adanya ketimpangan kualitas pendidikan, mahalnya layanan kesehatan, serta kurangnya kesempatan kerja bagi anak muda.
“Pemerintah perlu hadir benar-benar, bukan hanya di spanduk dan podium. Pendidikan layak, kesehatan manusiawi, dan pekerjaan bermartabat itu hak rakyat,” katanya.
Ia turut menekankan pentingnya partisipasi publik dalam mengawal kebijakan, agar pembangunan tidak hanya dinikmati kelompok tertentu.
“Jangan hanya jadi penonton. Kita punya suara. Kita punya peran. Perjuangan belum selesai. Tugas kita melanjutkan,” pungkasnya.
Nyimas berharap, Hari Pahlawan tidak diperingati sebagai ritual formal, melainkan pernyataan sikap untuk terus bergerak menjaga cita-cita kemerdekaan. (Dewa)

