Makna Sumpah Pemuda bagi Generasi Anak Muda di Era Digital

27 Okt 2025 Admin
Aktivis Perempuan, Nyimas Sakuntala Dewi (NSD) yang juga alumni dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)

SOROT BERITA | OPINI – Peringatan Sumpah Pemuda ke-97 pada 28 Oktober 2025, mengingatkan kembali semangat juang generasi muda Indonesia yang pantang menyerah.

Di tengah kemajuan era digital, masih banyak anak muda Indonesia dari keluarga kurang mampu, yang membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi justru bisa menjadi kekuatan untuk meraih kesuksesan.

ADVERTISEMENT

Nyimas Sakuntala Dewi, aktivis perempuan sekaligus alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), mengisahkan pertemuannya dengan seorang pemuda inspiratif di Makassar yang mengubah cara pandangnya tentang perjuangan generasi muda.

"Jangan jadikan kemiskinan sebagai alasan untuk tidak maju, tetapi jadikan kemiskinan menjadi satu kekuatan untuk maju," ujar pemuda tersebut kepada Nyimas saat transit di Makassar.

Kisah Pemuda Tangguh dari Maros.

Pertemuan tidak terduga itu terjadi ketika Nyimas transit di Makassar dalam perjalanan menuju Luwu Banggai. Seorang pemuda menawarkan diri mengantarnya berkeliling kota, termasuk berziarah ke makam Pangeran Diponegoro.

Pemuda asal Maros tersebut bercerita bahwa ayahnya meninggal dunia akibat penyakit paru-paru saat ia masih duduk di kelas lima SD. Sebagai anak tertua dari tiga bersaudara, ia harus membantu ibunya yang berjualan kue untuk menghidupi keluarga.

"Bapak saya dulu hanya nelayan. Sejak beliau tidak ada, saya bantu ibu berdagang atau bantu-bantu tetangga, apa saja yang bisa saya lakukan. Yang penting adik-adik dan saya tetap sekolah," tutur pemuda tersebut.

Kini, pemuda tersebut telah menjadi mahasiswa semester tujuh. Untuk membiayai kuliah dan membantu keluarga, ia bekerja sebagai pengemudi dan pengajar les bahasa Jepang serta matematika di lembaga bimbingan belajar.

Dua Tahun Kemudian di Kanada.

Nyimas menuturkan, dua tahun setelah pertemuan pertama, ia mendapat kabar menggembirakan. Pemuda tersebut menelepon dari Kanada, tempat ia melanjutkan studi di universitas bergengsi.

"Ini membuktikan bahwa dengan kerja keras dan tekad kuat, tidak ada yang tidak mungkin. Banyak yang hidup berkecukupan tetapi menyia-nyiakan waktu. Pemuda ini justru menjadikan kesulitan sebagai motivasi," kata Nyimas.

Kisah tersebut, menurut Nyimas, menjadi pelajaran berharga tentang anak muda yang berjiwa baja, kokoh berdiri tegar dalam amukan badai hingga menjadikan badai itu sahabatnya.

Banyak Talenta Muda Berprestasi.

Nyimas menegaskan, banyak anak-anak Indonesia dari keluarga kurang mampu yang berhasil meraih prestasi gemilang di tingkat nasional maupun internasional. Mereka membuktikan bahwa asal-usul bukanlah penghalang untuk mencapai impian.

"Ada anak-anak Indonesia yang berhasil menjadi mahasiswa di kampus bergengsi seperti University of Oxford dan University of Cambridge. Mereka tidak hanya membawa nama baik Indonesia, tetapi juga membuktikan bahwa bangsa kita memiliki potensi besar," ungkapnya.

Di era digital, lanjut Nyimas, anak-anak Indonesia juga menunjukkan kemampuan memanfaatkan teknologi untuk mencapai tujuan.

Mereka menggunakan media sosial dan platform digital untuk berbagi pengetahuan, berkolaborasi, dan mempromosikan karya tanpa melupakan nilai-nilai tradisional dan budaya Indonesia.

Semangat Sumpah Pemuda untuk Generasi Muda.

Nyimas mengingatkan, Sumpah Pemuda yang diikrarkan 28 Oktober 1928 merupakan tonggak penting perjuangan kemerdekaan Indonesia. Semangat juang dan kesatuan para pemuda saat itu harus menjadi inspirasi bagi generasi muda saat ini.

"Semangat para pemuda pada masa itu harus menginspirasi generasi muda untuk terus berjuang dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Tingkat estafet ada di tangan kalian," tegasnya.

Nyimas menutup dengan seruan kepada generasi muda, untuk merealisasikan semangat Sumpah Pemuda melalui kerja keras, dedikasi, dan komitmen memajukan Indonesia serta mengharumkan namanya di mata dunia.

"Ayo anak muda, realisasikan Sumpah itu! Karena tongkat estafet ada di tangan kalian. Merdeka!" pungkas Nyimas. (Dewa)