“Menanti Uluran Pemerintah, Rumah Warga Bekasi Terancam Roboh”

18 Nov 2025 Admin

SOROT BERITA | KOTA BEKASI -‎Dua kakak beradik yang tinggal bersebelahan di Kampung Rawa Bambu, RT 01 RW 06, Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, hidup dalam ketakutan setiap hari.

Terpantau, rumah yang ditempati Siti Heriyah (52) dan adiknya, Hindriyati (50), terancam roboh kapan saja dengan kondisi struktur bangunan yang sudah tidak layak huni.

ADVERTISEMENT

‎Mereka terpaksa bertahan di tengah kerusakan parah yang melanda hampir seluruh bagian rumah. Balok kayu penopang sudah keropos dimakan usia dan kelembapan, sementara atap berlubang di banyak titik menyebabkan bocor saat hujan.

Siti mengaku kerusakan rumah sudah berlangsung sejak dua tahun lalu, dimulai dari bagian dalam rumah dan terus menyebar ke seluruh bangunan. Ia yang tinggal bersama suami dan anak, terpaksa menadahi air bocoran dengan berbagai wadah saat hujan.

‎"Kalau hujan bocor. Saya ada rasa ketakutan juga, takut rumah roboh," ujar Siti saat ditemui di kediamannya, Senin (17/11/2025).

Siti menuturkan, pihaknya pernah didatangi petugas yang yang memakai seragam pada 2024, namun petugas tersebut hanya memfoto tanpa ada keterangan lebih lanjut sampai saat ini.

‎"Mereka cuma foto-foto saja, pakai baju cokelat nggak bilang dari mana. Tapi tidak ada penjelasan dan tidak ada kelanjutannya," ungkapnya.

Baru-baru ini, Lurah Kalibaru dan BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) datang dan meminta fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk keperluan program bantuan. Mereka menyampaikan rencana perbaikan rumah akan dilaksanakan pada 2026, namun tanpa penjelasan lebih detail.

"Lurah bilang nanti diperbaiki tahun 2026, tapi tidak ada kepastian kapan tepatnya," kata Siti.

Siti berharap Pemerintah Kota Bekasi segera memberikan bantuan nyata, agar tidak mengalami kecemasan setiap hari.

"Harapan kami, Pak Wali Kota tolong perbaiki rumah ini secepatnya. Kami takut kondisinya makin parah dan berbahaya bagi keluarga kami," pintanya.

‎Sementara itu, Hindriyati mengungkapkan kondisi rumahnya jauh lebih parah dengan kerusakan yang sudah berlangsung hampir lima tahun.

‎"Kalau hujan, saya harus menadahi pakai ember di mana-mana. Kalau angin kencang, kami semua keluar rumah, takut roboh," ucap Hindriyati.

Bahkan sekitar dua bulan lalu, atap rumah Hindriyati ambruk. Balok kayu pernah jatuh sendiri karena sudah keropos, dan genteng yang sudah rapuh kerap berjatuhan hingga tetangga yang menyewa rumah di sebelah sering mengeluh.

‎Dalam kondisi serba terbatas, Hindriyati terpaksa meminjam uang kepada banyak pihak, untuk memperbaiki rumah sedikit demi sedikit. 

"Saya pinjam ke saudara, ke bank keliling, totalnya sekitar sepuluh jutaan. Tapi tetap belum bisa memperbaiki semuanya karena kerusakannya besar," paparnya.

‎Pinjaman tersebut dicicil dalam jumlah kecil karena tidak ada yang memberikan pinjaman sekaligus dalam jumlah besar. Namun, perbaikan mandiri ini tidak mampu mengatasi kerusakan struktural yang serius.

‎Hindriyati yang tinggal bersama tiga anak perempuannya juga berharap, pemerintah memberikan bantuan kepada yang benar-benar membutuhkan.

‎"Banyak yang kondisi rumahnya layak justru dapat bantuan. Seharusnya yang seperti kami juga diperhatikan. Kami minta bantuan yang layak dari pemerintah," pungkasnya.

‎Pemerintah Kota Bekasi diharapkan dapat bergerak cepat menindaklanjuti kondisi rumah warga tersebut. Siti dan Hindriyati terus menunggu realisasi janji perbaikan yang dijanjikan pada 2026, sambil hidup dalam ketakutan akan ancaman robohnya rumah yang akan memasuki musim penghujan. (Regar)