PANGKAL PINANG - Masa anak-anak merupakan masa yang paling penting untuk mendapatkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh kembang seorang anak. Terdapat salah satu kondisi anak yang sudah makan cukup banyak, namun sedikit atau bahkan tidak ada perkembangan pada tumbuh kembangnya. Hal ini bisa diakibatkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah malabsorpsi.
Malabsorbsi merupakan suatu kondisi gangguan masalah pada absorpsi (penyerapan) nutrisi dari makanan ke seluruh tubuh. Kondisi ini terjadi akibat banyak faktor, salah satunya karena sistem pencernaan tidak mampu menyerap nutrisi secara efektif dan optimal.
Menurut dr. Sophika Umaya, M. Gizi, Sp. GK, Spesialis Gizi Klinik dari Primaya Hospital Bhakti Wara, malabsorpsi makanan atau disebut juga sebagai sindrom malabsorpsi adalah kondisi ketika sistem pencernaan memiliki gangguan dalam menyerap nutrisi dari makanan maupun minuman secara efektif.
"Salah satu organ yang paling berperan dalam sindrom malabsorpsi adalah usus halus. Hal ini karena usus halus merupakan sistem pencernaan yang berperan dalam menyerap nutrisi dari makanan untuk di edarkan ke seluruh tubuh melalui peredaran darah," ujarnya.
Sindrom malabsorpsi dapat terjadi pada semua usia. Namun, bagi anak-anak dalam periode tumbuh kembangnya, bila mengalami kekurangan nutrisi, dapat mengakibatkan beragam gangguan pada kesehatannya.
Contohnya yaitu sistem daya tahan tubuh yang lemah, rentan terhadap infeksi, pengeroposan tulang, hingga penurunan kualitas hidup akibat terganggunya aktivitas sehari-hari.
"Seperti yang kita ketahui, tubuh manusia membutuhkan nutrisi yang kompleks, yakni karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan juga mineral. Apabila salah satu tidak terpenuhi, maka pertumbuhan akan terhambat," tukasnya.
Mengacu pada laman iffgd.org, bahwa anak-anak akan rentan terhadap malabsorpsi makanan apabila ia sebelumnya pernah mengalami beberapa kondisi seperti berikut ini:
- Konsumsi alkohol berkepanjangan
- Pernah melakukan pembedahan / operasi usus
- Konsumsi obat pencahar jangka panjang
- Riwayat malabsorpsi nutrisi dalam keluarga
dr. Sphika menjelaskan, terdapat ragam jenis faktor penyebab sindrom malabsorpsi makanan pada anak seperti halnya berikut ini:
A. Gangguan pada Pencernaan (Usus)
Sering kali, malabsorpsi berawal dari gangguan usus halus atau sistem pencernaan secara keseluruhan yang diakibatkan oleh:
- Penyakit Crohn
- Penyakit Celiac
- Infeksi cacing
- Radiasi (kemoterapi)
- Operasi usus halus
- Sindrom usus pendek
B. Gangguan Selain Pencernaan
Selain gangguan pada usus, malabsorpsi juga kerap menyerang mereka yang memiliki gangguan kesehatan lain yang tidak berhubungan langsung dengan pencernaan. Contohnya yaitu:
- Masalah pada sekresi enzim pankreas
- Kolestasis (gangguan produksi cairan empedu)
- Konsumsi obat antibiotik jangka panjang
- Konsumsi obat penurun berat badan jangka panjang
- Intoleransi laktosa
- Gangguan kebiasaan makan
- Diare berkepanjangan akibat HIV/AIDS
- Konsumsi obat antasida dalam jangka panjang
Lanjut ia mengatakan, gejala yang timbul pada penderita malabsorpsi sangatlah bervariasi. Sering kali, gejala yang muncul berbeda-beda tergantung pada kekurangan nutrisi yang terserap tubuh. Contohnya:
- Vitamin: masa otot berkurang, berat badan menurun, anemia, tekanan darah tinggi, dan kemampuan berpikir menurun.
- Karbohidrat: diare, perut kembung, perut begah, dan tubuh terasa lemas tak berdaya.
- Protein: rambut kering dan mengalami kerontokan, terjadi penumpukan cairan di kaki
- Lemak: feses yang lembek dan baunya sangat menyengat.
Pada saat mendiagnosis malabsorpsi, maka dokter akan melakukan proses evaluasi menyeluruh melalui rangkaian tes berikut ini:
- Tes darah
- Tes urine
- CT scan
- Uji nafas (gas hidrogen)
- Tes sample feses
- Cek vit B-12 deficiency
- Tes simulasi secretin
- Biopsi usus halus
- X-ray
Pencegahan terjadinya malabsorpsi bisa dilakukan dengan melakukan penanganan terhadap penyakit yang mendasarinya.
Untuk kondisi tertentu seperti intoleransi laksota, maka bisa mengontrol gejalanya dengan tidak mengonsumsi makanan yang menyebabkan kondisi tersebut.
"Nah, agar pertumbuhan anak tidak terganggu, disarankan pemberian makanan bergizi dalam porsi kecil namun sering, sehingga kebutuhan nutrisinya tetap terpenuhi walau tidak sepenuhnya optimal," paparnya.
Perawatan dan pengobatan terhadap malabsorpsi tentunya membutuhkan penanganan dari tenaga ahli atau dokter.
Hal ini dikarenakan penyakit yang mendasarinya berbeda, sehingga berbeda pula perawatannya. Contohnya bila kondisi tersebut terjadi akibat intoleransi laktosa, maka dokter akan memberikan enzim laktase.
"Apabila masalahnya karena parasit seperti cacing tambang atau cacing pita, maka dokter akan meresepkan obat cacing. Bila penyakit utamanya dari usus halus yang bermasalah, mungkin akan ada prosedur khusus untuk menanganinya seperti biopsi," katanya.
Apabila terjadi dalam rentang waktu yang lama, maka sindrom malabsorpsi dapat mengakibatkan beberapa masalah kesehatan lainnya seperti berikut ini:
- Anemia
- Tulang yang melemah
- Batu empedu
- Batu ginjal
Hubungi atau kunjungi dokter spesialis gizi untuk berkonsultasi tentang malabsorpsi dan penanganannya. Khusus untuk anak-anak, maka bunda bisa membawanya ke dokter spesialis anak (konsultan gastroenterologi hepatologi anak) untuk mengetahui penyakit yang mendasarinya.
"Konsultasikan kepada dokter saat gejala awal muncul, sehingga risiko komplikasi dapat lebih terminimalisir, anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal," pungkasnya. (Pandu)