SOROT BERITA |Jakarta - Ketua Laskar Anti Korupsi (LAKI) M. Burhanudin dukung tuntutan aksi Aliansi Mahasiswa Pemuda Pelindung Borneo yang menyerukan penangkapan inisial AS, diduga sebagai pemodal utama pertambangan emas ilegal (PETI) di Kalbar. Aliansi mengecam praktik PETI terorganisir yang merugikan negara triliunan rupiah dan merusak ekologi, sementara masyarakat kecil dikriminalisasi.
Ketua Laskar Anti Korupsi (LAKI) M. Burhanudin juga mengkritik keras kelalaian Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Lingkungan Hidup (LH) Kalbar dalam pemberantasan tambang emas ilegal (PETI). "Harusnya dinas ESDM dan LH garda terdepan menertibkan PETI. Ini domain mereka, tapi kenapa diam saja seolah tak ada masalah? Ini pembiaran yang tak bisa dimaafkan!" tegas Burhanudin (27/6/2025).
Burhanudin menegaskan, kerusakan ekologi masif dan maraknya PETI di Kalbar tidak lepas dari kelalaian dinas teknis, "Mereka punya satgas, tapi sepertinya hanya jadi pajangan. Kalau dinas ini bekerja maksimal, PETI tidak akan merajalela seperti sekarang," ujarnya.
Sebelumnya aksi unjuk rasa Aliansi Mahasiswa Pemuda Pelindung Borneo memeringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia berujung pada desakan keras kepada Polda Kalbar untuk mengungkap jaringan mafia tambang emas ilegal (PETI) dan menangkap AS, sang cukong yang disebut-sebut sebagai otak utama.
Berdasarkan kajian terbaru aliansi, aktivitas PETI di Kalbar telah berubah dari praktik ilegal skala kecil menjadi jaringan terorganisir dengan pemodal besar, perlindungan berlapis. "AS bukan sekadar aktor, tapi dalang yang menggerakkan PETI di seluruh Kalbar. Negara rugi triliunan, ekologi hancur, tapi dia bebas berkeliaran," tegas korlap aksi dalam orasinya.
Aliansi memaparkan, praktik AS dan kroni-kroninya telah menyebabkan Pencemaran Sungai Kapuas oleh merkuri. Deforestasi masif dan hilangnya satwa endemik Kalimantan. Kriminalisasi warga lokal yang dijadikan kambing hitam.
"PETI kini seperti industri shadow economy. Ada sistem bagi hasil ke oknum, mulai dari aparat hingga birokrat," tambah salah satu demonstran.
Aksi ini menjadi ujian bagi penegakan hukum di Kalbar, terutama di tengah maraknya laporan masyarakat tentang praktik mafia tambang yang diduga dilindungi kekuatan Tertentu.
Aliansi mengajak publik Kalbar tetap kritis mengawasi kasus ini. "PETI bukan hanya merampok sumber daya, tapi menghancurkan masa depan Borneo," pungkas mereka.(Red)